Film Persahabatan Indonesia – Timor Leste Mulai Diproduksi, Bakal Disutradarai Deddy Mizwar

Must Read

Jakarta, Channelsatu.com – Inisiator dan executive producer film persahabatan Indonesia-Timor Leste, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri menandatangani kerja sama dengan  PT. Demi Gisela Citra Sinema dan PT. Aksa Bumi Langit.

Penandatanganan kerja sama tersebut dihadiri oleh  CEO Widyaiswara Revolusi Sejati, Dr.Wahyuni Refi, yang ditunjuk sebagai pelaksana produksi.

Dalam situasi minimnya karya-karya sinematografi yang menggambarkan persahabatan Indonesia-Timor Leste pasca kemerdekaan Timor-Timur 1999, kehadiran film ini patut disambut dan diapresiasi.

“Film ini akan menggali semangat rekonsiliasi dan etos perdamaian dalam hubungan diplomasi Indonesia-Timor Leste, menggunakan kisah cinta dan keluarga sebagai cerminan dari hubungan kedua negara,” ungkap Kiki Syahnakri di gedung Artha Graha, kawasan SCBD, Jakarta Pusat.

Deddy Mizwar selaku sutradara, di tempat yang sama mengatakan, “film ini tidak akan mengungkit-ungkit luka lama akibat konflik masa lalu, tapi menggabungkan cerita tentang pencarian jati diri dengan pesan universal tentang kemanusiaan, cinta, dan pentingnya menyatukan kembali keluarga yang terpisah akibat perang.”

WhatsApp Image 2024-08-07 at 22.21.58

Rencana produksi film tersebut telah mendapatkan dukungan dan persetujuan dari Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Wakil Perdana Menteri  Francisco Kalbuadi Lay dan Letjen (Purn) Lere Anan Timur beberapa waktu lalu.

“Produksinya 70% di Timor Leste, dan akan menampilkan keindahan alam serta kekayaan budaya Timor Leste. Ini tantangan tersendiri, namun dengan berbekal pengalaman panjang dalam produksi film, kita percaya dapat menghadirkan nuansa yang berbeda dari film-film yang kini beredar di Indonesia,” kata dr. Chandra Sembiring dari PT. Aksa Bumi Langit.

“Kisahnya based on true story tentang seorang putra eks panglima FALINTIL (sayap militer Fretilin) yang ditemukan dan diangkat-anak oleh prajurit TNI/Polri, lalu dirawat-dibesarkan tanpa mengetahui asal usulnya. Setelah 27 tahun, akhirnya anak tersebut dapat dipertemukan kembali dengan ayah kandungnya di Dili,” jelas Kiki Syahnakri kepada media.

“Semoga kehadiran film ini dapat dilihat sebagai upaya kemanusiaan untuk menyembuhkan luka lama dan membangun masa depan yang lebih baik” tambah Kiki.

Produksi akan berlangsung hingga akhir Desember 2024, sementara tayang perdananya telah terjadwal pada Mei 2025 mendatang. “Riset pra-produksi dan penggarapan naskah telah dilakukan melalui studi yang intens dan melibatkan  tokoh-tokoh nasional dari kedua negara, sejarawan, budayawan, dan pihak-pihak terkait lainnya,” ujar Wahyuni Refi.

“Film memang karya imajiner, tapi kita tidak bisa mengabaikan muatan sejarah dan fakta-fakta tentang aspek kemanusiaan yang telah merekatkan hubungan Indonesia dan Timor Leste di masa kini.” tambah Refi. (Hrn)

 

 

 

 

 

Latest News

Reposisi Kepolisian Dinilai Penting Untuk Batasi Kewenangan Dari Kekuasaan

Jakarta, Channelsatu.com - Reposisi kepolisian dinilai penting untuk membatasi kewenangan dari kekuasaan yang memiliki ambisi politik. Pandangan ini disampaikan...

More Articles Like This