Jakarta, channelsatu.com: Judul film: Manusia Setengah Salmon. Produksi: Starvision. Sutradara: Herdanius Larobu. Pemain: Raditya Dika (Dika), Kimberly Ryder (Patricia), Eriska Rein (Jessica),Bucek (Papa Dika),Dewi Irawan (Mama Dika). Diputar 10 Oktober 2013.
Cerita di film Manusia Setengah Salmon menurut sang penulisnya Raditya Dika dibuat hampir mirip dengan yang terdapat di bukunya. Di film ini, karakter Dika terlibat dalam perpindahan besar di dalam hidupnya: dia harus pindah rumah dan, di saat yang bersamaan, dia harus pindah hati, move on dari pacar lamanya. Dua cerita tersebut saling merefleksikan satu sama lain.
Yang jelas menurut Dika,Berbeda dengan film Cinta Brontosaurus, film Manusia Setengah Salmon, lebih berfokus ke persoalan keluarga Dika dan problem yang mengitari antara Dika-Keluarga. Sisanya, baru kita menikmati problem cinta dan profesional Dika. Hasilnya adalah sebuah family movie yang cerdas, menghibur, dan bisa dinikmati bersama keluarga atau pun pacar.
Sementara sang Produser-Chand Parwez Servia, punya catatan khusus terhadap cerita ini kenapa harus diangkat ke layar lebar, berawal ketika berlibur di Bandung bersama keluarga lebih dari setahunan lalu. Dimana ketika itu proses penulisan skenario Cinta Brontosaurus sudah masuk draft ke 7.
“Saya mengajak anak-anak ke Pasar Buku Palasari yang legendaris di Bandung untuk memperkenalkan tempat beda membeli buku, dari toko buku biasanya di mall yang nyaman, mewah dan mahal tapi kadang tidak selengkap Palasari. Hari itu jadi petualangan berbeda bagi saya juga anak-anak,” kisah Parwez.
“Di sana ternyata ada sebuah temuan menarik, buku paling laku di Palasari adalah Manusia Setengah Salmon karya Raditya Dika yang nyaris tiap minggu didrop hingga 3.000 buku dan habis seperti kacang goreng. Jadilah saya salah satu penglaris di pagi itu, dan buku itu segera dilahap dengan lancar sambil senyam-senyum tiada henti, dugaan pun terlontar dari anak-anak saya, ‘jangan-jangan kesambet hantu Palasari’ ha.ha..ha…,” tutur Parwez.
Dibalik itu, ternyata dipaparkan Parwez, justru serempak mereka juga merajuk minta bagian per bagian diceritakan, dan Alhamdulillah buku yang sangat menghibur dan memiliki kedalaman pesan luar biasa ini jadi satu-satunya buku yang digilir dibaca segenap anggota keluarga. “Anak-anak sontak jadi fans baru Raditya Dika,” lanjutnya.
Lalu, apabila Cinta Brontosaurus tentang proses suka-sukaan dan jadian yang akhirnya kedaluarsa, maka solusinya justru ada di Manusia Setengah Salmon, bahwa setelah jadian apakah kita tetap diam di tempat dan menjalani masa-masa manis pacaran hingga hambar? Ataukah kita siap berkomitmen, pindah ke arah lebih serius? Ibarat ikan Salmon yang untuk kawin harus melakukan perjalanan 1.448 km melawan arus, menghadapi resiko diserang predator-predatornya untuk menemukan pasangannya, dan kawin.
Filosofi itu disampaikan dengan ringan oleh Raditya Dika, diawali putusnya dengan Jessica (Eriska Rein). Mandeg tulisannya hingga berulang ditolak editornya (MoSidik), karena dianggap ‘jalan di tempat’. Dika juga harus adaptasi dengan supir barunya (Insan Nur Akbar) yang super bau keteknya, hingga orang tuanya (Dewi Irawan dan Bucek) memutuskan pindah rumah. Semua berproses, dibantu celotehan Edgar (Griff Pradapa) yang penuh inspirasi membuat Dika sadar bahwa hubungan dengan cewek barunya, Patricia (Kimberly Ryder) yang walaupun beda tinggi tapi se-chemistry akan kembali gugur, alias tus… putus!
Akankah kali ini Dika bersedia jadi Manusia Setengah Salmon, dan terbebas dari belitan masalah egonya untuk bahagia bersama pilihan hatinya?
Karya ini digarap oleh Herdanius Larobu a.k.a Capluk, yang sudah saya kenal lebih dari 12 tahun, dan bermetamorfosis mirip Dika di buku-bukunya. Bedanya bagi Capluk bukan hanya masalah cinta dan keluarga, tapi juga kreatifitas yang tentunya jadi ukuran kelayakannya untuk menggarap film menghibur tapi kaya dengan pesan ini. Tim yang menggarap Cinta Brontosaurus mendukungnya secara lengkap, dari tim kreatif produksi hingga post produksinya.
Yang pasti bagi yang sudah menonton Cinta Brontosaurus tidak lengkap bila tidak menonton Manusia Setengah Salmon, tapi bila Anda sempat melewatkan Cinta Brontosaurus sebaiknya tidak ketinggalan untuk rame-rame menikmati Manusia Setengah Salmon, karena cakupannya yang lebih lebar dan menyentuh segenap keluarga, dan pastinya lebih kocak! (Ibra)