Jakarta, channelsatu.com: Dari kisah sederhana, bagaimana seorang ibu sederhana yang tinggal di desa, berprofesi sebagai tukang pembelah batu, penuh dengan drama mengharu biru seorang diri berhasil mengantarkan anak-anaknya jadi orang sukses.
“Ibu, Maafkan Aku,” itulah judul film perdana Onasis Media Intertaimen dan sekaligus sentuhan perdana dari sutradara berbakat dan rendah hati, Amin Ishaq. Berbekal seperti yang disampaikan Executive Producer, H. Imam Suharyadi dengan tag line, “Bahwa kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah” jadi cikal bakal tulang belakang membuat kisah ini.
Kolaborasi seperti yang dituturkan Christine Hakim sebagai tokoh central jadi Hartini bersama Amin Ishaq, plus para pelakon yang terlibat didalamnya. Diantaranya, Herdin Hidayat, Ade Firman Hakim, Meriza Febriani, Marcelino, Marwoto dan Rezca Syam, tentu jadi kekuatan kisahnya dari awal hingga akhir cerita.
Setting rumah asli yang berada di tengah alam pedesaan yang indah di gunung Kidul Yogyakarta, tentu saja menambah daya pikat kisah ini menjadi punya nilai tambah. Rasanya tak mengejukan juga bagi seorang Christine Hakim, bintang legenda hidup di layar lebar nasional masuk nominasi aktris terbaik Festival Film Indonesia 2016, karena ia begitu totalitas memerankan tokoh Hartini. Bahkan bisa disebutkan dan tak berlebihan, inilah akting terbaik Christine Hakim setelah tampil luar biasa berperan sebagai Cut Nyak Dhien di film Tjoet Nja’ Dhien yang diproduksi tahun 1988.
Tak hanya sampai di situ, kehadiran Christine Hakim bak permainan bola di Barcelona yang menghadirkan Lioniel Messi. Semangat Messi jadi motivasi pemain lain untuk bermain totalitas. Pun di film Ibu, Maafkan Aku, kehadiran seorang Christine jadi penyemangat pemain lain yang terlibat, terutama yang satu frame dengan Christine, penuh semangat mengeluarkan akting terbaiknya demi film Ibu, Maafkan Aku jadi sebuah tontonan yang tidak saja menghibur. Tapi juga jadi sebuah tuntutan buat kita yang menyaksikannya untuk bercermin bagaimana sesungguhnya cara jadi seorang anak menghargai perjuangan seorang ibu.
Ibu yang telah melahirkan anak-anaknya yang bertarung nyawa dan kembali bertarung tanpa kata lelah, tanpa suami untuk membesarkan anak-anaknya hingga jadi orang dengan cara yang tulus dan bijaksana.
Bahkan ketika anaknya Banyu (Ade Firman Hakim) sudah jadi pilot, Gendis (Meriza Febriani) sudah jadi dokter, sementara anaknya yang bungsu Satrio (Marcelino) tidak naik kelas. Hartini masih bisa menghibur hati anaknya Satrio dengan bijaksana.
“Kamu tidak naik kelas tidak apa-apa, yang penting kamu tidak tinggalkan sholat lima waktu,” hibur Hartini sambil memeluk Satrio yang ketakutan akan marah besar ibunya begitu tahu ia tidak berprestasi jadi anak pintar seperti kakak-kakaknya.
Kisahnya ini tentu saja jadi kian hidup dengan sentuhan musik untuk soundtrack film ini. Dengan mengandeng pencipta lagu Monty Tiwa dan dinyanyikan oleh Zahra dan penata musik oleh Andi Rianto, plus semua crew yang terlibat didalamnya.
Judul Film: Ibu Maafkan Aku, Tayang di bioskop: 10 Npember 2016, Executive Producer: H. Imam Suharyadi, Produser: Abdullah Faiz Alkaff, Sutradara: Amin Ishaq, Penulis: Henny Suryaningsih, Produksi: Onasis Media Intertaimen, Lokasi Syuting: Kuning Kidul, Yogyakarta, Waktu syuting : 18 hari, Pemain: Christine Hakim sebagai Hartini, Herdin Hidayat sebagai Basuki, Ade Firman Hakim sebagai Banyu, Meriza Febriani sebagai Gendis, Marcelino sebagai Satrio, Marwoto sebagao Pak De, Rezca Syam sebagai Panji. (Ibra)