Jakarta, channelsatu.com: Mendeskripsikan kedalaman puisi Sapardi Djoko Damono dengan kata-kata, adalah keniscayaan. Apalagi ketika menjadi sebuah novel yang sarat makna kasih sayang dan cinta. Hanya satu media bisa merekamnya, yaitu melalui film. Maka jadilah wujudnya nyata membungkus puisi dalam kisah yang romantis, dengan judul Hujan Bulan Juni.
“Ketika pak Avesina Soebli dari Sinema lmaji membawa proyek film Hujan Bulan Juni ini, saya segera baca skenarionya. Ternyata Titien Wattimena fasih menangkap romantisme novel dan puisi Hujan Bulan Juni, dan saya semakin optimis ketika Faozan Rizal sebagai Director of Photographynya. Sete’lah brainstorming bareng-bareng dengan Reni Nurcahyo Hestu Saputra sebagai sutradara, saya menangkap keseriusan seorang Hanung Bramantyo dari anak didiknya ini. Sepakatlah film Hujan Bulan Juni diproduksi bersama oleh Starvision dan Sinema lmaji,” ungkap Produser Starvison, Chan Parewz Servia.
Berikutnya kata Parwez, proses panjang mencari tokoh Pingkan dan Sarwono, berakhir sempurna melalui Velove Vexia dan Adipati Dolken. Ibaratnya duet dua tokoh ini benar-benar menghidupkan dua kisah anak muda yang serasi dalam ini. Ditambah lagi pemain pendukung lain begitu ideal jadi karakter-karakter yang hidup dan nyata. Karena semuanya berhasil membangun keindahan dalam kegundahan, menemukan kasih sayang yang abadi di dalam ruang kedap suara yang tak terelakkan.
Disisi lain pun tergambar lokasi suting yang terbentang mulai dari iconic kampus Universitas Indonesia, Universitas Sam Ratulangi, eksotisme Manado, hingga cantiknya bunga sakura terakhir jelang bulan Juni di Sapporo, Jepang. Didukung juga oleh Iagu tema berjudul ‘Hujan Bulan Juni’ yang dibuat khusus dengan lirik dari puisinya, dan dinyanyikan oleh Ghaitsa Kenang, ditambah satu Iagu pengiring adegan berjudul ’Memulai Kembali’ yang dinyanyikan oleh Monita Tahalea. Maka hanyutlah kisah asmara dua anak manusia dalam impian-impian romantisme bak pasangan Rome0 dan Juliet.
Kisah singkat film Hujan Bulan Juni, yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Sapardi Djoko Damono ini, diawali dengan sosok Pingkan (Velove Vexia), dosen muda Sastra Jepang Universitas Indonesia, mendapat kesempatan belajar ke Jepang selama 2 tahun. Sarwono (Adipati Dolken) nelangsa mendengar kabar ditinggal Pingkan, yang selama ini hampir tidak pernah Iepas dari sampingnya.
Sarwono ditugaskan Kaprodinya untuk presentasi kerjasama ke Universitas Sam Ratulangi Manado. Sarwono pun membawa Pingkan sebagai guide-nya selama di Manado. Pingkan bertemu keluarga besar aImarhum ayahnya yang Manado. la mulai dipojokkan oleh pertanyaan tentang hubungannya dengan Sarwono. Apalagi kaIau bukan masalah perbedaan yang di mata mereka sangat besar. Bukannya Pingkan (dan Sarwono) tidak menyadarinya. Mereka sudah terlanjur nyaman menetap bertahun-tahun di dalam ruangan kedap suara bernama kasih sayang…
Apakah ini akan jadi perjalanan perpisahan mereka?
“Dari film ini, kita ingin generasi muda kembali terbangun untuk cinta puisi,” sambung Parwez dimana film Hujan Bulan Juni akan mulai tayang di bioskop 2 November 2017. (Ibra)