DARI 30 HARI,KE BELENGGU,KE PRINCESS,TERNYATA UPI SERING MEMBUAT OMNIBUS

Must Read

Jakarta, channelsatu.com:Dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2013 yang berlangsung di Ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang, film Belenggu yang memborong banyak nominasi,termasuk untuk kategori Film Terbaik, garapan sutradara perempuan Upi Avianto,terkadang dalam kredit titel menuliskan Upi saja, terjungkal.

Belenggu gagal meraih gelar Film Terbaik yang justru diraih film Sang Kiai, disutradarai Rako Prijanto yang sekaligus dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik. Ketidakberhasilan Belenggu dikokohkan menjadi film terbaik, sudah diramalkan serta juga diduga. Demikianpun Upi tidak menyabet predikat Sutradara Terbaik, hal itu sudah ditebak.

Walau begitu Belenggu menjadi bahan pembicaraan di kalangan pemerhati film, mengingat film tersebut memiliki cara penuturan yang unik. Kisahnya terasa surealias dan absrud yang ceritanya terjadi di suatu kota kecil antah berantah. Di kota kecil itulah entah di mana sedang dicekam ketakutan adanya pembunuhan berantai.

Pembunuhnya madih berkeliaran. Penyelidikan memang dilakukan, namun situasi kota kecil itu dicekam ketakuatan. Masyarakat mencurigai, menduga duga-duga. Sementara hadir sosok Elang,diperankan Abimana, yang dihantui gambaran buruk mengenai pembunuhan aneh, lantaran pembunuhnya dalam melakukan aksinya  mengenakan topeng Kelinci.

Majalah Mingguan Berita terpandang untuk edisi akhir tahun 2013. menabalkan skenario Belenggu terbaik, dan kiranya sesuatu yang wajar serta lumrah, bahwa Upi dalam mengutarakan gagasannya melalui media film selalu kerap cerdas dan bernas. Hal inipun telah terlihat pada film pertamanya, debut sebagai sutradara, bertajuk 30 Hari Mencari Cinta.

Semenjak film 30 Hari Mencari Cinta (2004), Upi yang nama aslinya Sartri Dania S, lahir 31 Juli 1971, dikenal  sebagai sutradara yang piwai. Semenjak itu pula Upi  menyutradai  beberapa film bergenre drama dan remaja, seperti  Realita Cinta dan Rock n’Roll (2006), Radit dan Jani (2008), Srigala Terakhir (2009), Red Cobex (2010) dan yang paling gres adalah : Princess, Bajaklaut dan Allien.

Film Princess, Bajaklaut dan Allien dari aspek lain menarik dicemati. Pasalnya Princess, judulnya disingkat, adalah film anak-anak, dan merupakan film  omnibus. Selain Upi, ada tiga sutradara lain yang terlibat dalam omnibus itu, di antaranya Rizal Mantovani, dan judul Princess ialah ciptaan Upi.

Dari sekian film yang dihasilkan sutradara perempuan mumpuni yang dikaruniahi satu anak ini, ternyata Upi sering terlibat dalam mengerjakan proyek film omnibus. Sekadar menyebut omnibus Perempuan Punya Cerita  (2008), Upi membesut  Cerita Yogyakarta yang skenarionya ditangani Vivian Idris.

Perempuan Punya Cerita tidak lain kumpulan film pendek yang pendekatannya  mengarah pada perspektif perempuan. Di samping Upi, terdapat beberapa sutradara perempuan lain yang bergabung, satu di antaranya Nia Dinata yang menyutradarai lakon Cerita Cibinong (skenario Mellisa Kasim.

Mengenai proyek omnibus yang dikelola Upi, yang sebetulnya juga seorang produser, dan film yang diproduseri yakni Coklat Stroberi (2007), boleh jadi film Histeria yang diproduseri dengan semangat totalitas serta setulus hati. Maksudnya dalam film Histeria Upi membawa lima sutradara dan lebih bersifat personal.

Tidak dipungkiri dalam Hesteria, Upi memasang badan untuk menyakinkan kepada penyandang dana (yang mencucurkan modal), mengingat sang pemilik modal itu belum melihat karya lima sutradara pilihan Upi. Upi mencari sendiri para sutradara lewat social media. Sertamerta menjaring, memilih dari reel film pendek  yang dikirim.

Ada 30 orang mengirim reel film pendeknya. Dari jumlah itu, 25 yang terpinggirkan, sehingga ada lima yang terpilih. Dan lima yang terpilih ini dianggap Upi paling baik. Proses Histeri, pro produksi dan produksi,  menurut Upi, cukup lama. Dari awal mengumpulkan kelima sutradara itu, terus duduk bareng dan bertukar pikiran, lalu menentukan cerita  serta dilanjutkan membuat skenario, hingga persiapan produksi memperlukan waktu enam bulan.

Film tidak ubahnya teman bermain Upi. Upi membuat film hanya ingin memvisualkan  apa yang terdapat di kepalanya. Karenanya Upi mengandalkan pada kekuatan imajinasi. Bisa jadi Upi ialah sosok sutradara yang  selalu punya mimpi. Begitu bangun tidur, mimpinya itu  sebisa-bisanya musti diwujudkan.

Mungkin seperti itulah Upi tatkala menggulirkan film Princess. Kendati Princess merupakan film anak-anak, tapi Upi tetap konsisten dengan visinya yang mengeksplorasi imaji. Berkisah tentang Troy yang diperankan bintang cilik Bima Azriel, sosok yang tidak suka berada dikeramaian dan menjadi pusat perhatian. Terlebih lagi Troy menyadari bahwa dirinya selalu dianggap anak yang aneh oleh teman-temannya. Karena Troy tidak suka bermain serta lebih suka menghabiskan waktunya dengan membawa buku pengetahuan.

Persoalan keterasingan, solitare digambarkan Upi dengan elegan dalam Princess, Bajak Laut & Allien. Film omnibus ini dibuka adegan tatkala Troy berulang tahun yang ke-9. Orangtuanya membuatkan pesta ulang tahun spesial. Sebenarnya Troy tidak suka ulang tahunnya dirayakan. Mengingat Troy lebih suka menyendiri dan memlih sendirian membaca buku.

Troy merasa teman-temannya tidak ada yang menyukai. Sebaliknya orangtua Troy membuat pesta kostum. Semua temannya datang dengan konstum unik dan lucu. Troy sendiri memilih untuk mengenakan kostum Allien. Sosok yang datang dari luar angkasa. Hal itu membuat teman-temannya menganggap Troy makin aneh.

Di pesta yang seharusnya menyenangkan malah membuat Troy tersiksa dan terasing. Tidak mengerti mengapa  orang–orang menyebut dirinya anak yang aneh. Orangtuanya  sendiri menyebut berbeda. Troy berupaya mencerna semua itu. Apa karena Troy tidak suka bermain dan lebih suka membaca buku?

Sebagai mana pula Upi tidak ubahnya sosok Troy, tokoh yang diciptakannya di Princess, yang lebih memilih jalannya sendiri. “Datang dari luar angkasa “ Upi dalam  membuat film tidaklah berfikir neko-neko, hanya ingin mewujudkan mimpinya dari bangun tidur. Cuma itu keinginannya.  Sedang saat ini masih ada mimpi Upi yang belum terwujud, yakni bikin film horor serta film film yang full action. (Syamsudin  Noer  Moenadi,  esais, jurnalis, pemerhati film dan Redaktur portal Channelsatu. Com.)

Latest News

Sally Marcelina Comeback, tampil di film Pemburu Jenazah: Palang Hitam

Jakarta, channelsatu.com: Film bergenre horor produksi Tawang Khan Production, dengan judul Pemburu Jenazah : Palang Hitam dan diproduseri &...

More Articles Like This