Jakarta, channelsatu.com: Hajatan terbesar bagi masyarakat film yang disebut Festival Film Indonesia (FFI) 2014 yang akan dilaksanakan Desember mendatang, direncanakan akan digelar di kota pempek Palembang. Tahun sebelumnya, yaitu 2013 FFI berlansung meriah dan sukses saat dilaksanakan di kota Semarang.
Keterangan ini disampaikan Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Alex Komang pada wartawan disela acara Sosialisasi & Rapat Koodinasi BPI yang dilaksanakan, Senin (30/6/2014) di Jakarta.
“FFI bagian dari agenda kerja BPI dan FFI 2014 direncanakan akan dilaksanakan di Palembang,” terang Alex.
Lebih jauh Alex memaparkan, BPI memiliki delapan tujuan utama yang ingin dicapai, yang merupakan penjabaran dari setiap misi yang akan dilakukan untuk mencapai visi pengembangan perfilman Indonesia, yaitu:
1. Penelitian untuk pengembangan seni dan teknologi perfilman.
2. Memberikan masukan secara resmi kepada pemerintah, DPR, DPRD dan pemangku kepentingan untuk memajukan perfilman Indonesia.
3. Menentukan strategi dan kebijakan untuk pengembangan promosi film Indonesia dan peningkatan apresisasi melalui festival film.
4. Membantu organisasi profesi perfilman dan lembaga pendidikan perfilman untuk peningkatan sumberdaya dan jaringan, sehingga memiliki kompetensi profesi.
5. Menfasilitasi pendanaan pembuatan film tertentu yang bermutu tinggi, BPI melakukan inisiatif-inisiatif pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan bagi penguatan indsutri film Indonesia dan sistem hibah bagi peningkatan kualitas film Indonesia.
6. Melakukan mediasi dan atau memfasilitasi penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus- kasus yang berhubungan dengan perfilman.
7. Mengembangakn komunikasi antara pelaku perfilman, masyarakat, dan pemerintah.
8. Membentuk sistim informasi terpadu bagi perusahaan-perusahaan jasa layanan produksi dalam negeri yang dapat diakses dengan mudah oleh para produser dalam negeri dan asing yang akan melakukan produksi di Indonesia.
Kata Alex pembentukan BPI sebagai amanat UU No. 33 tahun 2009 tentang perfilman, diharapkan mampu menghadapi krisis yang sedang menimpa industri film Indonesia dan mempersiapkan masa depan induasri film Indonesia yang lebih baik.
“BPI yang merupakan lembaga swasta akan menjadi mitra dua kementerian (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang mengurus perfilman nasional,” sambung Alex.
“Dan juga bentuk kemitraan antara masyarakat, insan perfilman, pelaku usaha dan pelaku kegiatan perfilman serta pemerintah yang kesemuanya merupakan pemangku kepentingan (stakeholder) perfilman, membentangkan kepeloporan guna memajukan perfilman Indonesia dalam suatu ekosistem yang sehat, kuat, tumbuh dan berkembang.” papar Alex.
Di tempat yang sama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam sambutan sebelum membuka kegiatan ini, menegaskan, bahwa kemajuan dan perkembangan perfilman nasional Indonesia merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan (Stakeholder) perfilman, termasuk pemerintah dan pemerintah daerah, pelaku usaha dan pelaku kegiatan perfilman, insan perfilman, asosiasi perfilman, BPI, maupun masyarakat.
Untuk itu, Mari menilai kegiatan rapat kerja BPI 2014 sangat penting. “Karena dari kegiatan ini diharapkan akan memperoleh hasil tentang program-program dan rencana pelaksanakaan kerja BPI sebagai bentuk perannya terhadap kemajuan dan perkembangan perfilman Indonesia,” ujar Mari.
Menyinggung tiga tahun terakhir produksi film nasional, Mari menjelaskan terus mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2012 jumlah produksi film nasional mencapai 90 judul film, Tahun 2013 meningkat menjadi 105 judul film. Dan tahun 2014 ini, hingga akhir Juni 2014 jumlah film nasional yang telah beredar sebanyak 63 judul film.
Sementara dalam sosialisasi & Rapat Koordinasi BPI, selain dihadiri seluruh anggota BPI, mulai dari Ketua BPI Alex Komang juga anggotanya, seperti Edwin Nazir, Robby Ertanto, Rully Sofyan,Embi C. Noer, Kemala Atmojo, Gerzon R. Ayawaila, Anggi Frisca dan Gatot Brajamusti dan puluhan orangisasi perfilman.
Sedang dari pihak pemerintah hadir juga Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Prof. Dr. HM. Ahmansyah, Direktur Pengembangan Industri Perfilman, Ir. Armein Firmansyah, MT, Kasubbag Tata Usaha, Indar Suhesti,Kasubdit Fasilitasi Industri Perfilman, Zulkifili.ST,MM, Kasubdit Festival dan Eksebisi Film, Dra. Molly Prabawaty,M.AP, Kasi Fasilitasi Kegiatan Perfilman, Wastutik, SE dan MM dan para staf. Serta Kasubdit Literasi dan Apresiasi, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Subantoro bersama jajarannya.(Ibra). Foto: Dudut.