Jakarta, channelsatu.com: Antusiasme ingin menjadi orang terkenal lewat layar lebar di film Tidjan, dimanfaatkan betul bagi anak-anak muda dari 5 kota, yaitu Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur,dan Bandung.
Tercatat seperti yang dikatakan Casting Director Bujengski Juwono, ada sekitar 1000 anak muda yang ikutan audisi di film yang merupakan produksi perdana dari Oncamera picture hasil kerjasama dengan LMP kota Bogor.
“Kami sengaja untuk tokoh utama di film ini sebagai Tidjan dan Nonon lebih memberikan kesempatan pada wajah-wajah pendatang baru.Sebab, kami percaya dari pendatang baru juga banyak yang memiliki talenta tinggi di dunia akting,’ jelas Bujeng yang tetap untuk menambah nilai jual film Tidjan akan menggunakan jasa-jasa bintang terkenal yang diselipkan sebagai camoe.
Film Tidjan sendiri menurut Ketua Laksar Merah Putih Kota Bagor Ir. Bambang Rasiantoro atau yang akrab disapa Anto, mengangkat tentang kisah heroik dari seorang tokoh karismatik pahlawan asal kota Bogor, Tidjan.
“True Story Tidjan dimulai dari 1928, 1938, sampai dengan 1948 pada pase mempertahankan kemerdekaan. Lengkapnya mulai ia lahir dari keluarga saudagar besar di sekitar Bogor dan latar belakang Tidjan sebagai anak pesantren. Lalu beliau berjuang dari umur 9 tahun sampai dengan umur 21 tahun dan gugur dalam pertempuran melawan NICA untuk mempertahankan kemerdekaan akan dipaparkan di film ini,” jelas Anto dimana film ini digarap akan menghabiskan dana sekitar Rp 5 Milyar.
Menurut Anto, agar film ini kian menarik juga dibumbui kisah asmara Tidjan dan pasangannya Nonon. Digambarkan betapa Nonon tetap setia meskipun sang kekasih gugur di medan perang melawan penjajah, ia memilih tidak menikah tanda cinta kasihnya pada Tidjan.
Agar film ini punya nilai lebih dan kuat dan jadi pembeda dari film-film nasional lainnya, kata Bayu Prayoga selaku sutradara, dialognya akan menggunakan bahasa Sunda. “Buat penonton yang tidak paham bahasa Sunda tak perlu khawatir, nanti kita buat translatenya,” tandas Bayu.
“Dari film ini kita berharap tidak saja bisa menambah ke cintaan kita terhadap bahasa daerah tapi juga cinta Tanah Air yang kian kuat. Dan yang terpenting melalui film ini kita jadi kian paham dan tahu cara menghargai perjuangan para pahlawan kita merebut kemerdekanan ini dari tangan penjajah,” pungkas Bayu yang merencanakan akhir Maret film ini mulai suting dan akan ditayangkan bertepatan pada hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus atau hari Pahlawan 10 Nopember mendatang. (han)